ANAK BANYAK : SIAPA TAKUT?

Posted by mury on Friday, March 16, 2012

“Dua Anak Lebih Baik” .  Slogan ini sekarang sangat populer.  Masyarakat diajak untuk berpikir realistis, bahwa anak banyak akan membawa konsekuensi mahalnya biaya hidup yang harus ditanggung orang tua, apalagi biaya pendidikan dan kesehatan yang sangat tinggi.  

Kekhawatiran tidak mampu menghidupi anak menjadi alasan utama pasangan yang memutuskan mengikuti program KB.  Bahkan tidak sedikit juga ibu-ibu yang melakukan aborsi bila hamil anak ketiga atau lebih. Studi yang dilakukan oleh Population Council, 98,8 % perempuan yang melakukan aborsi di sebuah klinik swasta di Jakarta, telah menikah dan rata-rata sudah memiliki anak (Herdayati, 1998). Alasan yang umum adalah karena sudah tidak ingin memiliki anak lagi, seperti hasil survey yang dilakukan Biro Pusat Statistik (BPS), 75 % wanita usia reproduksi berstatus kawin tidak menginginkan tambahan anak (BPS, Dep.Kes 1988)Kekhawatiran mereka akan sesuatu yang belum pasti terjadi telah membuat mereka melakukan hal yang haram. 
Fenomena seperti ini dari sudut pandang aqidah Islam sangat memprihatinkan. Lepas dari kebolehan melakukan KB selama tidak secara permanen karena memutus peluang untuk memiliki keturunan.  Bahwa keyakinan terhadap rizki dari Allah haruslah kokoh menghunjam dalam dada seorang muslim.  

Pemikiran Materialisme Menyimpangkan Pemahaman Rizki
Paham materialis saat ini begitu gencar menggempur masyarakat.  Paham yang menjadikan tolok ukur kebahagiaan adalah banyaknya materi yang dimiliki oleh seseorang.  Maka seseorang dikatakan bahagia bila bisa makan apa saja yang ia inginkan, mengenakan baju yang indah, memiliki rumah mewah, bisa berjalan-jalan ke berbagai tempat wisata, bisa menyekolahkan anak di sekolah favorit, dan seterusnya. 

Begitu pun ukuran kesuksesan.  Seseorang dikatakan sukses bila punya jabatan, gaji besar, dan memiliki simbol-simbol kemewahan seperti rumah dan mobil.  Orang tua yang berhasil pun diukur dengan keberhasilan anaknya menduduki jabatan tinggi atau bergaji besar.
Pemikiran ini dijejalkan dalam benak umat melalui tayangan film, program TV, Koran, majalah, sampai ke komik dan buku-buku cerita.  Malah pemikiran ini diajarkan juga secara resmi dalam kurikulum sekolah.  Tengoklah bagaimana ilmu ekonomi mengajarkan kita bahwa time is money, prinsip ekonomi yaitu modal yang sekecil-kecilnya harus mendatangkan untung yang sebesar-besarnya, dan sebagainya.

Maka wajar bila kemudian banyak orangtua berambisi menyekolahkan anak setinggi-tingginya agar mudah mendapat pekerjaan, bukan karena menjalankan kewajiban menuntut ilmu yang diperintahkan oleh agama.  Wajar bila anak-anak bercita-cita menjadi pemain bola dunia, artis, model dan profesi sejenis yang bisa mendatangkan gelimang uang.  Hampir tidak ada yang punya cita-cita menjadi ulama, karena ulama identik dengan kebersahajaan.

Sebaliknya bila tidak bisa memenuhi keinginan akan harta, seperti tidak bisa membawa anak ke restoran terkenal, tidak bisa mengajak anak ke Dunia Fantasi di Ancol, atau menyekolahkan anak di sekolah favorit, orangtua merasa sangat menderita dan gagal membahagiakan anak.  Konsekuensinya, orangtua memilih untuk memiliki sedikit anak saja.
Pemahaman tentang standar bahagia dan keberhasilan dalam paham materialis ini bertentangan secara diametral dengan pemahaman Islam.  Memang betul, bahwa umat Islam diperintahkan juga untuk mencari bagiannya di dunia, namun dunia bukanlah tujuan akhir dari kehidupan kita.  Dunia hanya sarana bagi kita untuk menggapai kebahagiaan yang hakiki dan kekal di akherat.

Dengan demikian maka standar kebahagiaan dalam pandangan Islam adalah mendapatkan ridha Allah.  Seorang muslim akan berbahagia saat memiliki harta ia menafkahkannya di jalan Allah seperti bersedekah dan berinfak, karena ia yakin Allah akan ridha dan memberinya pahala.  Seorang muslim akan berbahagia saat berlaku jujur dalam mencari rizki, sekalipun hasilnya tidak sebesar bila ia korupsi atau mencuri, karena ia yakin Allah ridha dan memberinya pahala.  Seorang muslim akan berbahagia saat ia diuji, misalnya dengan kekurangan, karena ia yakin bila ia sabar maka Allah akan ridha dan memberinya pahala.

Dalam kaitannya dengan anak, seorang muslim akan berbahagia bila anaknya menjadi anak sholeh, pejuang agama, orang yang berakhlak mulia, karena dengan demikian ia berhasil mengantarkan anak pada ridha tuhannya.  Sebaliknya ia bersedih bila anaknya curang dalam ujian sekalipun kemudian nilainya tinggi dan mampu masuk sekolah favorit.  Seorang muslim akan bersedih bila anaknya menjadi pejabat tetapi berlaku curang, sekalipun dengan demikian ia menjadi orang yang kaya.  Hal ini karena ia merasa gagal mengantarkan anaknya menggapai ridha tuhannya dan mendapatkan dosa.

Setiap Anak Membawa Rizkinya Sendiri
Dari Abu Abdirrahman, Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu, dia berkata: ”Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda kepada kami dan beliau adalah orang yang selalu benar dan dibenarkan: ’Sesungguhnya setiap orang diantara kamu dikumpulkan kejadiannya di dalam rahim ibunya selama empat puluh hari dalam bentuk nuthfah(air mani), kemudian menjadi ‘alaqoh(segumpal darah) selama waktu itu juga (empat puluh hari), kemudian menjadi mudhghoh(segumpal daging) selama waktu itu juga, lalu diutuslah seorang malaikat kepadanya, lalu malaikat itu meniupkan ruh padanya dan ia diperintahkan menulis empat kalimat: Menulis rizkinya, ajalnya, amalnya, dan nasib celakanya atau keberuntungannya...”(HR Bukhari dan Muslim).

Berdasarkan hadist di atas, setiap orang sudah ditentukan rizkinya saat masih berada di dalam kandungan.  Artinya, pada saat lahir, seorang anak telah membawa rizkinya sendiri. 
Selama ini di masyarakat terdapat pemahaman tentang rizki yang tidak tepat.  Rizki dianggap sebagai hasil usaha manusia sehingga berkorelasi positif dengan pangkat, jabatan, dan jenis pekerjaannya.  Seorang pegawai misalnya, tidak berani memiliki anak banyak karena ia berpikir gajinya tidak akan cukup untuk menghidupi mereka secara layak.   Begitu pula pedagang, ia khawatir satu saat perdagangannya mundur dan ia tidak lagi bisa menafkahi anak yang banyak.
Padahal berdasarkan realitas yang bisa kita indera, rizki tidak selalu berkorelasi dengan usaha.   Sama-sama pedagang, sama-sama bekerja keras, hasilnya bisa berbeda.  Atau pegawai yang sudah memiliki gaji tertentu.  Dia berpikir bahwa pekerjaannya itulah yang mendatangkan rizki.  Namun bisa saja suatu saat gajinya dicuri orang, atau tiba-tiba ada keluarga yang sakit sehingga gajinya habis.  

Kadang, rizki datang tanpa usaha, tanpa diduga.  Prita Mulyasari tatkala dituntut membayar RS Omni ratusan juta, mungkin tak akan menyangka akan mendapat uang yang lebih besar dari itu dengan mudah, hasil simpati masyarakat terhadap kasusnya.
Rizki adalah suatu ketentuan yang datang dari Allah.  Bekerja hanya salah satu sarana untuk mendapatkannya.  Allah SWT berfirman dalam Surat Hud : 

 وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الأرْضِ إِلا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ

Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya.” (TQS. Hud : 6).

Ini adalah jaminan dari Allah bahwa Dia akan memberikan rizki pada setiap makhluknya.  Dan sungguh Allah akan memberikan rizki sesuai dengan kebutuhan masing-masing.  Rasulullah saw bersabda : 

Sesungguhnya pintu-pintu rizki itu menghadap kearah Arsy, lalu Allah SWT menurunkan rizki-rizki itu kepada manusia sesuai dengan perhitungan nafkah mereka.  Barangsiapa yang banyak nafkahnya, diperbanyak pula rizkinya, dan barangsiapa yang sedikit nafkahnya maka disedikitkan pula rizkinya.” (HR ad-Daruquthni melalui Anas ra).

Allah menjamin rizki setiap orang sepanjang hidupnya.  Bila rizki seorang hamba sudah habis, barulah Allah akan mencabut nyawanya.  Rasulullah saw bersabda :
Sesungguhnya rizki itu benar-benar mencari seorang hamba lebih banyak daripada apa yang dicari ajalnya.” (HR Thabrani melalui Abu Darda), dalam riwayat lain dikatakan :”Allah SWT tidak sekali-kali mencabut nyawa seseorang sebelum Dia memenuhi semua rizki yang telah ditetapkan untuknya.”

Hadist ini menjelaskan bahwa rizki yang sudah ditetapkan Allah pasti akan datang.  Maka pada hakekatnya, manusia hanya menyongsong rizkinya.  Jalan rizki itu sendiri bermacam-macam : bekerja, pemberian orang, menemukan harta, mendapat warisan, hutang, dsb.   Sekalipun demikian Allah memerintahkan agar manusia tidak menggantungkan diri kepada orang lain dalam mencari rizki.  Allah memerintahkan manusia untuk bekerja, dan menjanjikan pahala bagi mereka sebagaimana yang disabdakan Rasulullah saw dari Ibnu Abbas ra :

“Barangsiapa bersore hari dalam keadaan lelah karena bekerja, niscaya ia akan memasuki sore harinya itu dalam keadaan diampuni.”
Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan kamu hidup untuk selamanya, dan beramallah untuk akheratmu seakan-akan kamu akan mati esok hari.” (HR Ibnu Asakir)
Adanya jaminan rizki dari Allah tidak berarti bahwa rizki seseorang akan selalu lapang.  Allah kadang menyempitkan rizki sebagai cobaan bagi seseorang.  

وَأَمَّا إِذَا مَا ابْتَلاهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَهَانَنِ
"Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezekinya maka dia berkata: "Tuhanku menghinakanku".(QS Al Fajr : 16).
Sempitnya rizki bagi seorang muslim adalah ujian dari Allah yang perlu disikapi dengan kesabaran. 
مَا عِنْدَكُمْ يَنْفَدُ وَمَا عِنْدَ اللَّهِ بَاقٍ وَلَنَجْزِيَنَّ الَّذِينَ صَبَرُوا أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“.Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An Nahl :96)

Dengan demikian, bagi seorang muslim, sempitnya rizki karena banyak anak bukan suatu hal yang dianggap sebagai penderitaan, melainkan suatu ladang amal untuk memperbanyak pahala.  Apalagi memiliki anak banyak adalah sesuatu yang disukai oleh Rasulullah saw.  Beliau saw bersabda :
Nikahilah perempuan yang pecinta (yakni yang mencintai suaminya) dan yang dapat mempunyai anak banyak, karena sesungguhnya aku akan berbangga dengan sebab (banyaknya) kamu di hadapan umat-umat (yang terdahulu)” [Shahih Riwayat Abu Dawud, Nasa’i, Ibnu Hibban dan Hakim dari jalan Ma’qil bin Yasar]

Nikahilah perempuan yang penyayang dan dapat mempunyai anak banyak karena sesungguhnya aku akan berbangga dengan sebab banyaknya kamu dihadapan para Nabi nanti pada hari kiamat” [Shahih Riwayat Ahmad, Ibnu Hibban dan Sa’id bin Manshur dari jalan Anas bin Malik]
       

Pemahaman akan rizki yang benar akan menghilangkan rasa khawatir memiliki anak yang banyak. Insya Allah, masing-masing anak akan membawa rizki, kadang dari jalan yang tidak kita duga.  Tinggal keyakinan kita kepada ketetapan rizki dari Allah yang harus kuat tertanam dalam dada.   Allah berfirman : 

وَلا تَقْتُلُوا أَوْلادَكُمْ خَشْيَةَ إِمْلاقٍ نَحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَإِيَّاكُمْ إِنَّ قَتْلَهُمْ كَانَ خِطْئًا كَبِيرًا
Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kami lah yang akan memberi rezeki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar.” (QS. Al Israa’ : 31).


Jadi, punya anak banyak, siapa takut,
Read More

Kenaikan BBM :Sebaiknya Pemerintah Mengintip Kegalauan Hati Rakyat

Posted by mury

Carut marut pengelolaan Negara yang terjadi di negeri ini kian hari kian menjamur. Kecarut-marutan itu tidak hanya terjadi di tingkat atas. Bahkan tingkat bawahpun ikut terjangkiti. Tidaklah susah mencari berita kecarut-marutan negeri ini. Kita dapat menyaksikan dengan mudah di media cetak maupun elektronik. Seolah-olah itu adalah suguhan sehari-hari rakyat. Disela kasus-kasus korupsi yang marak, rakyat baru-baru ini disuguhi tontonan berita yang menambah kegalauan hati mereka, yaitu rencana kenaikan harga BBM mulai 1 April mendatang. 
Alasan klasik yang sering digulirkan pemerintah adalah harga minyak dunia yang naik, sehingga memicu kenaikan harga BBM di Indonesia. Bahkan kenaikan pun tidak hanya BBM, rencananya pemerintah juga akan menaikkan tariff dasar listrik.
Kenaikan BBM awal tahun ini tentunya akan menambah daftar masalah serius bagi negeri ini. Khususnya rakyat kecil, betapa tidak? Bisa dipastikan jika BBM naik tentu saja hampir semua barang-barang akan ikut naik. Rakyat dengan gaji pas-pasan akan semakin sulit untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari akibat harga bahan-bahan pokok naik. Rakyat kian menjerit. Bukan tidak mungkin akan menambah jumlah rakyat yang memakan nasi aking (nasi basi yang dikeringkan). 
Namun, masalah tidak akan berhenti hanya pada pemenuhan kebutuhan pokok rakyat saja, kekerasan, pengangguran, kriminalitas, pencurian, bahkan pembunuhan akan semakin menjadi-jadi. Juga berbagai masalah baru yang timbul akibat kenaikan BBM.
Bila ditanya, siapakah yang akan diuntungkan dalam kenaikan BBM ini? Tentunya bukan rakyat, melainkan perusahaan-perusahaan asing yang telah mengambil alih (privatisasi) pengelolaan sektor migas negeri ini. Apalagi jika nanti pemerintah benar-benar akan menghapuskan subsidi BBM. Pengusaha-pengusaha asing akan tepuk tangan karena kegirangan. Sebab mereka bisa dengan leluasa mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya dan memasukkan ke kantong mereka tanpa menyisakan sepeserpun untuk rakyat negeri ini..
Keputusan kenaikan BBM ini masih menunggu keputusan dari DPR dan Presiden. Maka sebelum keputusan itu dibuat, pemerintah perlu melihat lebih dekat derita akar rumput, bila mengambil keputusan terkait kenaikan BBM. Jangan hanya melihat dari segi untung rugi.
Salah satu faktor berdirinya sebuah negara adalah rakyat. Maka tak ada salahnya jika setiap kebijakan yang diambil harus pro rakyat. Apalagi jika mengingat awal mula mereka menjadi pemimpin dan berkuasa, mereka dipilih oleh rakyat melalui pemilihan umum. Sehingga kewajiban pemimpin adalah mengemban amanah untuk mensejahterakan rakyat. 
Dan yang perlu diingat pemimpin negeri ini adalah bawasanya kelak seorang pemimpin akan dimintai pertanggungjawabannya atas apa yang ia pimpin.
Read More

DESIGN GAMIS WITH corelDRAW

Posted by mury on Thursday, March 15, 2012

This is the design of the Gamis that I made for my friend. but because of the narrow end of time I could only finish now.
This design has its own story. design gamis when I look at google. but not being met. until I saw my friend facebook share his design. So i learn from him.

Read More

Mukjizat Alquran: Rahasia Jantung

Posted by mury on Thursday, February 2, 2012


Oleh: Abduldaem Al-Kaheel
Akhir-akhir ini, para ilmuwan baru berbicara tentang otak yang berada dalam jantung (hati) yang terdiri dari 40.000 neuron, yaitu yang kita sebut "akal" yang terdapat di pusat jantung.

Akal inilah yang bertugas memandu otak untuk melaksanakan fungsinya. Oleh karena itu, Allah menjadikan jantung sebagai sarana untuk memahami firman-Nya.

"Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada." (QS. Al-Hajj: 46).

Ayat ini menegaskan bahwa jantung (hati) itu berpikir dan sadar. Anehnya, sebagian ilmuwan akhir-akhir ini baru menemukan hubungan antara hubungan hati dengan kesadaran dan berpikir. Maha Suci Allah.

sumber : http://www.republika.co.id
Read More